-->
PROSPEK
PEREKONOMIAN INDONESIA
2012
Oleh :
Nur Setiawan (10.05.52.0039)
Ditavrene
Yerde V (10.05.52.0071)
Nur
Asih (10.05.52.0205)
UNIVERSITAS
STIKUBANK SEMARANG2011
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul : “ PROSPEK PEREKONOMIAN INDONESIA 2012 “. Makalah
ini dibuat sebagai pemenuhan tugas.
Kami
menyadari walaupun telah terwujudnya makalah ini dengan usaha yang
semaksimal mungkin, akan tetapi segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan selalu masih ada banyak kekurangan. Dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materiil, sehingga
dapat terselesaikannya makalah kami ini.
Sebagai
penutup kami sadar kalau sebagai manusia biasa tak dapat luput dari
sebuah kesalahan, kekeliruan dan kekhilafan. Maka dari itu, sudilah
kiranya para pembaca member ma’af yang sebesar-besarnya. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Semarang,
26 juni 2012
Tim
Penyusun
ii
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN 1
- Latar belakang masalah 1
- Ruang lingkup masalah 1
- Perumusan masalah 1
- Tujuan 2
- Kegunaan 2
- Sistematika penulisan 2
BAB
II HASIL DAN PEMBAHASAN 3
2.1.
Evaluasi perekonomian Indonesia tahun 2011 3
2.2.
Prospek
Ekonomi Indonesia 2012 4
2.3.
Resiko & Tantangan Ekonomi di Tahun 2012 6
2.4.
Hal
– hal yang harus diperhatikan pada tahun 2012 7
BAB
III PENUTUP 8
DAFTAR
PUSTAKA
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Dalam
laporan perekonomian Indonesia BI tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia mencapai 6,5%, angka tertinggi dalam sepuluh tahun
terakhir, disertai dengan pencapaian inflasi pada level yang rendah
sebesar 3,79%. Peningkatan kinerja tersebut disertai dengan perbaikan
kualitas pertumbuhan yang tercermin dari tingginya peran investasi
dan ekspor sebagai sumber pertumbuhan, penurunan tingkat pengangguran
dan kemiskinan, serta pemerataan pertumbuhan ekonomi antardaerah yang
semakin membaik.
Prospek
ekonomi Indonesia tahun 2012 diprakirakan masih tetap kuat, meskipun
risiko yang berasal dari pelemahan ekonomi global masih tinggi.
Perekonomian nasional pada tahun 2012 diprakirakan tumbuh 6,3% - 6,7%
dan infl asi diprakirakan dapat berada di kisaran sasaran 4,5% ± 1%
Meskipun
demikian, risiko pelemahan ekonomi global dapat menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung ke batas bawah kisaran
prakiraan apabila tidak ditempuh langkah-langkah stimulus baik dari
sisi moneter maupun fiskal.
Dalam tahun 2012, Bank Indonesia akan mengoptimalkan peran bauran kebijakan moneter untuk menjaga inflasi tetap berada di dalam kisaran sasarannya serta mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka memitigasi risiko perlambatan ekonomi global
Dalam tahun 2012, Bank Indonesia akan mengoptimalkan peran bauran kebijakan moneter untuk menjaga inflasi tetap berada di dalam kisaran sasarannya serta mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka memitigasi risiko perlambatan ekonomi global
- Ruang Lingkup Masalah
Permasalahan
dalam penulisan ini dititikberatkan pada prospek perekonomian
Indonesia 2012, risiko dan tantangan ekonomi 2012, serta evaluasi
perekonomian Indonesia tahun 2011.
- Perumusan Masalah
Dengan
memahami dari latar belakang dan ruang lingkup di atas maka perumusan
masalah dalam makalah ini antara lain:
1
- Bagaimana evaluasi perekonomian Indonesia pada tahun 2011 ?
- Bagaimana prospek ekonomi Indonesia 2012?
- Risiko dan tantangan yang seperti apa yang akan di hadapi Indonesia ?
- Apa saja yang harus di perhatikan di tahun 2012 ?
- Tujuan Penulisan
Tujuan
dilakukannya penulisan ini adalah untuk :
- Mengetahui evaluasi perekonomian Indonesia tahun 2011.
- Mengetahui prospek ekonomi Indonesia tahun 2012.
- Mengetahui risiko serta tantangan yang dihadapi Indonesia.
- Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan di tahun 2012.
- Manfaat Penulisan
Hasil
penulisan ini diharapkan dapat berguna baik secara toritis maupun
secara praktis :
- Kegunaan teoritis dimaksudkan bahwa hasil penulisan kelak dapat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang prospek perekonomian khususnya Negara Indonesia.
- Kegunanaan praktis dimaksudkan hasil dari penulisan ini dapat dijadikan bahan masukan kepada pihak terkait dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang prospek perekonomian Indonesia.
2
BAB
II
HASIL
DAN PEMBAHASAN
2.1.
Evaluasi
Perekonomian Indonesia 2011.
Evaluasi
perekonomian Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan daya tahan yang
kuat di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, tercermin
pada kinerja pertumbuhan yang bahkan lebih baik dan kestabilan
makroekonomi yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
mencapai 6,5%, angka tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir, disertai
dengan pencapaian inflasi pada level yang rendah sebesar 3,79%.
Peningkatan kinerja tersebut disertai dengan perbaikan kualitas
pertumbuhan yang tercermin dari tingginya peran investasi dan ekspor
sebagai sumber pertumbuhan, penurunan tingkat pengangguran dan
kemiskinan, serta pemerataan pertumbuhan ekonomi antardaerah yang
semakin membaik. Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
mengalami surplus yang relatif besar dengan cadangan devisa yang
meningkat dan nilai tukar rupiah yang mengalami apresiasi. Di sektor
keuangan, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga meski sempat
terjadi tekanan di pasar keuangan pada semester II tahun 2011 sebagai
dampak memburuknya krisis yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika
Serikat (AS). Dengan ketahanan ekonomi yang kuat dan risiko utang
luar negeri yang rendah, didukung oleh kebijakan makroekonomi yang
tetap pruden dan berbagai langkah kebijakan struktural yang terus
ditempuh selama ini, Indonesia kembali memperoleh peningkatan
peringkat menjadi Investment Grade.
Fundamental
ekonomi Indonesia yang kuat mampu meminimalkan dampak dari gejolak
ekonomi global. Ketidakpastikan yang muncul akibat krisis utang Eropa
dan kekhawati ran terhadap prospek pemulihan perekonomian AS telah
memicu gejolak di pasar keuangan dan pelemahan pertumbuhan ekonomi
global tahun 2011. Dampak dari gejolak global tersebut ke Indonesia
lebih banyak dirasakan di pasar keuangan terutama pasar saham dan
obligasi, sementara dampak pada sektor riil relati f minimal. Di
sektor keuangan, penarikan modal luar negeri oleh sebagian investor
pada semester II tahun 2011 memberikan tekanan pada nilai tukar
rupiah, imbal hasil obligasi Pemerintah, dan harga saham.
3
Namun,
dengan langkah-langkah stabilisasi oleh Bank Indonesia dan
Pemerintah, didukung oleh kuatnya fundamental sektor keuangan dan
terjaganya stabilitas makroekonomi, gejolak pasar keuangan dapat
dihindari. Di sektor riil, daya tahan perekonomian Indonesia dari
sisi eksternal didukung oleh diversifikasi pasar ekspor dengan
semakin besarnya perdagangan intra-regional di kawasan Asia dan
semakin meningkatnya peran foreign direct investment (FDI). Dari sisi
domestik, daya tahan ekonomi juga didukung oleh kuatnya daya beli
terkait dengan meningkatnya pendapatan dan struktur demografi yang
sebagian besar berada dalam usia produktif.
Dalam
perkembanganya
status perekonomian
di negara negara asian pada tahun 2011
Negara | PDB
(PPP) jutadolar inter. |
PDB
(PPP) per kapita dolar inter. |
Indonesia | 1.124.649 | 4.666 (5) |
Thailand | 602.074 | 9.396 (4) |
Malaysia | 447.279 | 15.568 (3) |
Filipina | 390.408 | 4.073 (6) |
Singapura | 314.911 | 59.711 (1) |
Vietnam | 299.985 | 3.359 (7) |
Myanmar | 82.679 | 1.325 (10) |
Kamboja | 33.463 | 2.216 (9) |
Brunei | 20,969 | 49.384 (2) |
Laos | 17.433 | 2.659 (8) |
2.2.
Prospek
Ekonomi Indonesia 2012
Prospek
Ekonomi Indonesia 2012 menurut Komite Ekonomi Nasional (KEN). ketidak
pastian ekonomi global masih mengkhawatirkan hingga tahun depan, akan
tetapi perekonomian Indonesia masih mampu bertahan terhadap resesi
ekonomi global. Komite Ekonomi Nasional (KEN) memperkirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 akan tumbuh pada kisaran
6,3% - 6,7%.
4
Dengan
pertumbuhan tersebut total output perekonomian Indonesia di tahun
2012 mencapai sekitar 8375 triliun rupiah (batas bawah) atau sekitar
946 milyar dolar (dengan menggunakan asumsi nilai tukar 8850
rupiah/dolar). Prediksi selanjutnya, belanja rumah tangga
diperkirakan akan tetap kuat berkisar 4,7% - 5,1 % pada tahun 2012.
Hal ini didukung oleh inflasi yang diperkirakan akan terus terkendali
dan suku bunga pinjaman yang diperkirakan akan tetap rendah sehingga
daya beli masyarakat akan konsumsi barang & jasa akan masih
terkendali di tahun 2012. Peningkatan pertumbuhan ekonomi seharusnya
sejalan dengan optimalisasi penyerapan anggaran pemerintah untuk
kepentingan kemakmuran masyarakat seperti pembangunan infrastruktur.
Namun, Komite Ekonomi Nasional memprediksi belanja pemerintah akan
mengalami peningkatan berkisar 7,5%- 8,0% yang diharapkan peningkatan
expenditure tersebut dimanfaatkan untuk proyek pembangunan
infrastruktur yang belum merata di seluruh Indonesia. Selain itu,
angka kemiskinan diproyeksikan tahun 2012 akan mengalami penurunan
sekitar 11,29% dari total penduduk atau sekitar 28,23 juta jiwa.
Pada perjalanya
perkonomian di tunjukan, Pada Mei 2012 terjadi inflasi sebesar 0,07
persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 131,41. Dari 66
kota IHK, 37 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak 0,93 persen dengan IHK 142,11
dan terendah terjadi di Balikpapan 0,04 persen dengan IHK 139,17.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 1,15 persen
dengan IHK 143,41 dan terendah terjadi di Bogor 0,03 persen dengan
IHK 130,35. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang
ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau 0,40 persen; kelompok perumahan, air, listrik,
gas, dan bahan bakar 0,18 persen; kelompok kesehatan 0,18 persen;
kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02 persen dan kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,07 persen. Sedangkan
kelompok bahan makanan dan kelompok sandang mengalami deflasi
masing-masing sebesar 0,15 persen dan 0,22 persen. Laju inflasi tahun
kalender (Januari–Mei) 2012 sebesar 1,15 persen dan laju inflasi
year on year (Mei 2012 terhadap Mei 2011) sebesar 4,45 persen.
Komponen inti pada Mei 2012 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen,
laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Mei) 2012
sebesar 1,39 persen dan laju inflasi komponen inti year on year (Mei
2012 terhadap Mei 2011) sebesar 4,14 persen.
5
Laju
inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2012 sebesar 1,15 persen dan
dan laju inflasi year on year (Mei 2012 terhadap Mei 2011) sebesar
4,45 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun
kalender 2010 dan 2011 masing-masing 1,44 persen dan 0,51 persen.
Sedangkan laju inflasi year on year untuk Mei 2010 terhadap Mei 2009
dan Mei 2011 terhadap Mei 2010 masing- masing sebesar 4,16 persen dan
5,98 persen.
Komponen inti pada Mei 2012 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,00 pada April 2012 menjadi 127,23 pada Mei 2012, dan komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,09 persen, sedangkan komponen bergejolak mengalami deflasi 0,25 persen. Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2012 masing-masing 1,39 persen; 1,34 persen dan 0,47 persen. Sedangkan inflasi year on year (Mei 2012 terhadap Mei 2011) masing-masing 4,14 persen; 2,97 persen dan 7,20 persen.
Diharapkan dengan sisa periode tahun 2012 berjalan pertumbuhan perekonomian Indonesia akan tambah meningkat dan membaik. selain itu pemerintah harus lebih memperhatikan perekonomian daerah maupun pertumbuhan sektor rill.
Komponen inti pada Mei 2012 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,00 pada April 2012 menjadi 127,23 pada Mei 2012, dan komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,09 persen, sedangkan komponen bergejolak mengalami deflasi 0,25 persen. Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak untuk inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2012 masing-masing 1,39 persen; 1,34 persen dan 0,47 persen. Sedangkan inflasi year on year (Mei 2012 terhadap Mei 2011) masing-masing 4,14 persen; 2,97 persen dan 7,20 persen.
Diharapkan dengan sisa periode tahun 2012 berjalan pertumbuhan perekonomian Indonesia akan tambah meningkat dan membaik. selain itu pemerintah harus lebih memperhatikan perekonomian daerah maupun pertumbuhan sektor rill.
2.3.
Resiko & Tantangan Ekonomi di Tahun 2011
Komite
Ekonomi Nasional dalam buku Prospek Ekonomi Indonesia 2011 menuturkan
ada sejumlah tantangan dan risiko yang perlu diantisipasi Indonesia
di tahun depan adalah :
- Tantangan atas melambatnya aktivitas perekonomian dunia mengakibatkan semakin menunda ekspansi bisnis Indonesia ke kancah internasional
- Aktivitas investor asing di Indonesia kan sedikit menurun karena perekonomian beberapa negara investor asing juga diperkirakan akan melambat
- Suku bunga Indonesia yang tetap rendah
- Ekspor Indonesia diperkirakan akan melambat
- Infrastrukstur dan interkoneksi (transportasi) yang kurang memadai.
6
Resiko
yang berkenaan dengan kondisi politik dan hukum yang terjadi, seperti
Resiko perubahan iklim, bencana alam, dan krisis keuangan yang datang
secara mendadak.Tantangan resiko global, seperti pemulihan
ekonomi negara maju masih akan lama, sehingga berdampak pada
pemulihan ekonomi dan perdagangan dunia.
2.4.
Hal – hal yang harus diperhatikan pada tahun 2011
- Menurut Djayendra, beberapa hal yang perlu diperhatikan di tahun 2011 adalah
1.
Pemerintah harus lebih fokus untuk pemerataan dan pembangunan
ekonomi domestic
- Industri dalam negeri harus lebih dilindungi dan jangan dibiarkan menjadi korban dari industri negara lain.
- Jangan terlalu terlena dengan angka-angka ekonomi makro, tapi perhatikan sifat dari angka-angka ekonomi makro tersebut.
- Manfaatkan momentum positif perekonomian Indonesia di tahun 2011 untuk memperkuat fondasi sektor usaha perkebunan, pertanian, perikanan, dan energi.
- Manfaatkan potensi kreatifitas masyarakat Indonesia untuk memperkuat fondasi ekonomi domestik.
- Alam Indonesia yang luar biasa indah ini seharusnya mulai dikelola secara profesional untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara.
7
BAB
III
PENUTUP
III.1
KESIMPULAN
Pemulihan
ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Dampak positif yang ditimbulkan
pemulihan ekonomi global terhadap perkembangan sektor eksternal
perekonomian Indonesia, tidak hanya terjadi pada peningkatangkatan
ekpor komoditas pertanian & pertambangan tetapi juga pada ekspor
komoditas manufaktur mulai mengalami peningkatan. Perkembangan
tersebut mendukung pertumbuhan di sektor industri & sektor
perdagangan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan.
8
DAFTAR
PUSTAKA